Sabtu, 11 Februari 2012

Realita Pendidikan Masa Kini

Ketika berbicara pendidikan, maka kita juga berbicara peradaban. Urgensinya terletak pada hakikat pendidikan, yaitu sebagai sebuah instrumen terpenting dalam mencetak generasi dengan suplemen intelektual yang berintegrasi dengan potensi.

Elemen-elemen pendidikan tentu saja menjadi suatu bentuk integral lain yang sangat penting untuk diperhatikan demi terwujudnya visi pendidikan yang memanusiakan manusia. Apa yang menjiwai elemen-elemen tersebut akan menghasilkan output yang sangat berpengaruh kepada mentalitas anak didik, dan muara dari itu semua adalah format peradaban masa depan.

Pendidikan memerlukan logika falsafah tersendiri yang tidak dipengaruhi oleh kepentingan, pendukung, ambisi, oknum tertentu sebagai satu objek pemuas kebutuhannya (kekuasaan misalnya). Karena hal itu adalah sebuah penghianatan terhadap sistem yang membangun penyadaran nilai-nilai fitrah manusia di muka bumi ini.

Eksporasi terhadap nilai-nilai transenden pendidikan ini, secara otomatis berkaitan erat dengan elemen-elemen yang mendukung pendidikan tersebut. Mulai dari regulasi yang dibuat oleh pembuat kebijakan, sampai kepada sarana penunjang sosialisasi implementasi regulasi tersebut.

Dapat disimpulkan, pembuat kebijakan berperan besar terhadap perumusan tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan. Jadi, tujuan pendidikan pada dasarnya ditentukan oleh pandangan hidup way of life orang yang mendesain pendidikan itu.

Regulasi dengan turunannya yang terdiri dari kurikulum, peserta didik, lembaga pendidikan, proses pendidikan, dan pengembangan pendidikan, sebagai salah satu elemen yang mendukung pendidikan dan dibuat oleh pemerintah, tentu saja akan sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian pendidikan. Dari sini pula bisa diketahui rencana arah pendidikan akan dibawa menurut logika pembuat regulasi.
(mengutip tulisan Zaldy Munir 27/10/2007)




 

Sabtu, 17 September 2011

Coklat, Permen dan Kegemukan


Benarkah Coklat dan Permen Bikin Gemuk ?

Coklat dan permen bikin gemuk? belum tentu. Bahkan mereka yang hobi makan coklat dan permen itu mempunyai lingkar pinggang lebih kecil asalkan jumlah makanan manis yang di asup dalam porsi kecil.
Hasill penelitian terbaru telah diketahui bahwa seseorang yang mengkonsumsi coklat dan permen cenderung memiliki pinggang yang lebih kecil dan indeks masa tubuh (BMI) yang rendah. tak hanya itu, bagi mereka yang suka mengkonsumsi si manis bisa mengurangi 15 persen resiko sindrom metabolik dan mengurangi resiko hipertensi 14 persen lebih rendah.
Carol O’Neil, peneliti dari Lousiana State University Agricultural Center mengungkapkan konsumsi permen dan coklat tidak ada pengaruhnya terhadap berat badan atau penyakit bila dikonsumsi dengan wajar. Dari penelitian yang dilakukannya rata-rata para partisipan studi hanya makan 1,3 ons permen per harinya.
Dalam penelitiannya ia menganalisa data pola makan lebih dari 15.000 orang dewasa di Amerika yang mengikuti survei mengenai pola makan di tahun 1999-2004. Para responden itu ditanya makanan apa yang mereka asup dalam 24 jam terakhir.
Sekitar 20 persen responden menjawab mereka tidak mengonsumsi makanan manis seperti permen atau cokelat sama sekali.
Kemudian para peneliti mengukur berat badan dan lingkar pinggang seluruh responden. Yang menari, mereka yang mengasup makanan manis rata-rata memiliki BMI lebih rendah dibanding yang tidak makan permen.
“Hal yang perlu diingat adalah, permen sendiri tidak menambah berat badan. Yang membuat badan bertambah gemuk adalah asupan kalori yang berlebihan,” kata Heather Mangieri, juru bicara untuk American Dietetic Association.
Kendati demikian, para ahli menilai metode penelitian ini dianggap kurang tepat karena bisa saja para responden lupa mengingat apa saja yang mereka makan dalam 24 jam terahir.
“Para penggemar makanan manis dalam penelitian ini mungkin juga rutin berolahraga sehingga berat badannya lebih rendah,” kata Katherine Tallmadge, ahli gizi dari American Dietetic Association.
Akan tetapi untuk mereka yang tak ingin gemuk, ia menyarankan agar kita menjaga pola makan. Kelebihan kalori lebih dari 10 persen setiap hari bisa menyebabkan penumpukan lemak. Kelebihan kalori ini bisa didapat dari junk food, camilan tinggi kalori atau makanan manis. (Kompas.com)